19/08/11

YOSUA MEMBAHARUI PERJANJIAN DI SIKHEM


Seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para pengatur pasukannya dan para hakimnya berdiri sebelah-menyebelah tabut, berhadapan dengan para imam yang memang suku Lewi, para pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, baik pendatang maupun anak negeri, setengahnya menghadap ke gunung Gerizim dan setengahnya lagi menghadap ke gunung Ebal, seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN, apabila orang memberkati bangsa Israel. Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum. (Yos 8, 33-34)
Gunung Gerizim adalah salah satu dari gunung di sebelah selatan dari sepasang gunung (gunung Ebal dan Gerizim). Diantara kedua gunung ini terdapat lembah, di situlah terletak kota Sekhem kuno. Gunung di sebelah utara adalah gunung Ebal, lebih tinggi. Tempat ini strategis karena merupakan rute perjalanan yang bersimpangan di lembah yang terbentuk oleh kedua gunung itu. Kota Sekhem (Sikhem) sering disebut dalam Kitab Kejadian.
Di Gunung Ebal dan Gerizim inilah semua suku Israel berkumpul dibawah pimpinan Yosua untuk mendengar kutuk dan berkat yang berkaitan dengan pelanggaran dan ketaatan kepada Hukum Taurat (Jadi apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke negeri, yang engkau masuki untuk mendudukinya, maka haruslah engkau mengucapkan berkat di atas gunung Gerizim dan kutuk di atas gunung Ebal – Ul 11:29).
Sampai dengan jaman Yesus masih ada perbedaan pendapat mengenai gunung Gerizim ini, orang Samaria mengatakan bahwa Sikhem adalah tempat yang dipilih Allah untuk menjadi tempat kediaman-Nya. Tetapi orang Yahudi menyatakan bahwa tempat yang dipilih adalah Yerusalem. Perkataan perempuan Samaria dalam pertemuan dengan Yesus di sumur di kaki Gunung Gerizim dalam Injil Yohanes, memperlihatkan suatu konflik yang sudah lama antara orang Yahudi dan Samaria (Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." – Yoh 4:20). Tetapi kepada perempuan Samaria itu Yesus menyatakan bahwa penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran (Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. – Yoh 4:22-23).
Apa arti perjanjian tersebut dalam kitab Yosua yang dirayakan di Sekhem (Gerizim) ? Barang kali Kitab Suci mengetengahkan sejarah nenek moyang bangsa Israel  dalam bentuk samar-samar ketika ditulis, bahwa ke dua belas suku Israel bersama-sama berada di Mesir, bahwa mereka meninggalkan Mesir bersama Musa, dan bahwa ke dua belas suku tersebut tiba di tanah terjanji bersamanya.
Kemungkinan besar seluruh sejarah dari Kitab Keluaran adalah tentang kelompok yang lebih kecil yang membebaskan diri dari Mesir di bawah kepimpinan Musa dan menjalani pengalaman yang menentukan dalam pertemuan dengan Allah Penyelamat.
Kemudian di mata air Kadesh mereka menjumpai kelompok-kelompok Ibrani yang lain yang juga sudah pernah tinggal di Mesir dan mereka menerima iman kepercayaan Musa dan orang-orangnya.
Sesudah itu, ketika mereka tinggal di Palestina mereka menyatukan diri dengan suku-suku lain dari rasnya yang sudah berdiam di antara orang-orang Kanaan, dan pada saat itulah mereka menjadi salah satu dari dua belas suku. Di antara mereka suku-suku yang penting adalah Efraim dan Manasye.
Akan tetapi kemudian suku Yudah berkembang di selatan, suku tersebut adalah kumpulan dari berbagai kelompok yang berbeda, khususnya kaum Celebites (Kaleb), Berkatalah Kaleb: "Siapa yang mengalahkan dan merebut Kiryat-Sefer, kepadanya akan kuberikan Akhsa, anakku, menjadi isterinya." (Hak 1:12) ;  Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bil 13:30) dan kaum Kenites, Keturunan Hobab, ipar Musa, orang Keni itu, maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari Kota Pohon Korma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad; lalu mereka menetap di antara penduduk di sana. (Hak 1:16).
Melalui perjanjian di Sikhem itulah yang merupakan kesempatan istimewa bagi mereka, sehingga mereka semua menerima iman dan firman yang disampaikan melalui Musa.

-       Berilah Aku minum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar