Santo Yohanes Maria Vianney dilahirkan tahun 1786, dekat Lyons, Perancis, masa awal kehidupannya dibayang-bayangi dengan ketakutan Revolusi Perancis.
Vianney termasuk calon imam yang mengalami kesulitan dalam belajar. Ia tidak pernah diperhitungkan akan menjadi imam yang istimewa secara intelektual. Setelah masa-masa kesulitan belajar dilaluinya, akhirnya ia ditahbiskan menjadi seorang imam pada tanggal 13-Agustus-1815. Karena keterbatasannya ini, tahun 1818 ia ditunjuk menjadi Pastor Paroki di sebuah desa kecil yang terpencil di desa Ars, sebuah desa dengan 230 jiwa.
Sebelumnya Uskup sudah memberitahukan bahwa Vianney akan menemukan praktek-praktek keagamaan yang memprihatinkan di wilayah itu, ‘hanya ada sedikit kasih Tuhan di paroki itu, Anda adalah orang yang ditempatkan di sana’, demikian pesan Uskup. Karenanya, dengan kesadaran yang mendalam, ia harus pergi ke tempat itu untuk mewujudkan kehadiran Kristus dan memberikan kesaksian tentang kasih yang menyelamatkan. “[Lord], grant me the conversion of my parish, I am willing to suffer whatever you wish, for my entire live !” ([Tuhan], perkenankan aku merasuki parokiku, aku sudi menanggung penderitaan apapun menurut kehendak-Mu, untuk seluruh hidupku!”), demikian doa Vianney.
Setibanya di paroki itu, Vianney memilih Gereja sebagai rumahnya. Ia memasuki gereja, menelusuri, menyelaminya dan tidak pernah meninggalkannya hingga setelah Doa Malaikat Tuhan pada sore hari.
Kisah hidupnya memperlihatkan kenyataan bagaimana Vianney ‘tinggal’ secara aktif di seluruh wilayah parokinya. Secara teratur dirinya mengunjungi keluarga-keluarga dan orang-orang sakit. Mengorganisir perutusan-perutusan yang merakyat dan perayaan-perayaan iman. Mengumpulkan dan mengatrur dana-dana untuk karya-karya misioner dan karikatif. Ia juga membangun dan memelihara gereja parokinya, memperhatikan para yatim piatu dan para guru “Providence” (sebuah institusi yang ia dirikan). Bersama umat, ia menyediakan pendidikan anak-anak, mendirikan kerja sama persaudaraan dan mengumpulkan kaum awam untuk bekerja bersama dirinya.
Vianney ditempatkan kembali di Ars selama sisa hidup imamatnya. Sejak itu ia menjadi terkenal karena bimbingan rohani yang dilakukan. Ia bisa memberikan bimbingan kepada beribu-ribu orang yang datang ke gerejanya, karena tertarik oleh kesucian hidupnya. Pengorbanannya untuk keselamatan jiwa-jiwa yang telah dipercayakan kepadanya, khususnya melalui pelayanannya dalam Sakramen Tobat, itu sungguh luar biasa.
Vianney ditengarai memiliki watak yang ramah dan periang. Watak itu dikombinasikan dengan cara-cara hidup yang menekankan semangat asketis dan dilengkapi dengan karunia-karunia penglihatan super natural yang luar biasa dari dalam jiwa-jiwa orang yang sedang ia bimbing. Ia diberi hadiah surgawi pada 4-Agustus-1859 dan dikanonisasi oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. Pesta namanya dirayakan setiap tanggal 4-Agustus.
Vianney dihormati sebagai model Santo Para Pastor Paroki, kehidupan kesucian Vianney menjadi model pelayanan imamat, sebuah model yang inspiratif terhadap kesetiaan Kristus yang semestinya direfleksikan ke dalam kesetiaan para imam.
(Sumber : Buletin Refleksi Tahun Imam – KAJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar